Plastik menjadi salah satu teknologi ciptaan manusia yang paling canggih.
Bagaimana tidak,.... Plastik muncul bak ‘penyelamat’ saat dunia tengah
kebingungan mencari bahan yang digunakan dalam keseharian manusia, tapi yang
bersifat elastis dan tahan lama. Sebelumnya, manusia bergantung pada alam,
seperti serat kayu, gading, dan bahan alami lainnya. Tapi, karena dianggap
dapat terlalu bergantung pada alam dan akan mengganggu ketersediaan sumber
daya alam di bumi, para ahli berlomba-lomba mencari alternatif.
Waste4change dalam artikelnya yang berjudul
The History of Plastic menyebut, pada tahun 80-an, istilah plastik yang
awalnya merujuk pada bahan yang fleksibel, disebut sebagai bahan polimer.
Awalnya polimer ini berasal dari banyak rantai molekul yang dapat ditemukan di
alam, seperti selulosa dari tumbuhan. Seiring berjalannya waktu, para ahli
menemukan berbagai bahan polimer sintetik sebagai bahan dasar membuat plastik.
Melansir dari laman Plastics Industry Association, munculnya plastik diawali
dari tahun 1862 tepatnya di Pameran Internasional London. Alexander Parkes
memperkenalkan plastik buatan untuk pertama kalinya. Namun perlu diketahui,
perjalanan bahan pembuat plastik bermula belasan tahun sebelumnya. Charles
Goodyear menemukan proses vulkanisasi yang menghasilkan bahan karet elastis
dan kuat. Bahan temuan ini menjadi salah satu polimer kombinasi, dari bahan
sintetik dan alam.
Temuan itu terus berkembang, dan muncul nama-nama ilmuwan seperti Charles
Schonbein dari Swiss, John Wesley Hyatt dari Amerika Serikat, Leo Hendrik
Baekeland dari Belgia, hingga ahli kimia Dupont, Wallace Carruthers yang
menemukan bahan nylon. Dari hasil temuan para ilmuan itu, Pada tahun 1962,
mulai bermunculan polimer sintetik dengan berbagai kombinasinya. Sebut saja
jenis plastik PVC, HDPE, hingga bioplastik, yang hingga saat ini manusia
gunakan hampir setiap hari di berbagai aspek kehidupan.
Kehadiran plastik saat itu, mengubah cukup banyak aspek kehidupan, salah
satunya dari segi kesehatan. Waste4change menyebut peralatan medis terbantu
karena hadirnya plastik atau polimer sintetik ini. Bahannya yang ringan,
fleksibel dan awet, menjadi salah satu keunggulan plastik. Tidak hanya untuk
kebutuhan medis saja, polimer sintetik ini juga berkembang ke berbagai ranah,
seperti fashion, pangan, teknologi hingga pendidikan.
Saat ini, hampir setiap hari kita bisa menjumpai benda-benda yang berbahan polimer.
Misalnya saja pakaian berbahan polyester dan nylon, peralatan makan yang
berbahan plastik, hingga pembungkus makanan seperti plastik kresek. Kini,
plastik seakan sudah menjadi bagian hidup manusia yang sulit untuk dilepaskan,
ya..khan?
Dua abad lebih sejak lahirnya plastik menjadi bagian hidup manusia, kini
plastik menjadi ancaman atas kehidupan manusia itu sendiri, juga kelestarian
alam di bumi. Dari yang awalnya diciptakan untuk memudahkan aktivitasnya dan
menjaga ketersediaan sumber daya alam, kini plastik jadi bumerang. Tumpukan
sampah plastik yang tak dikelola dengan bijak, berdampak buruk bagi
lingkungan, karena sifatnya yang terlalu awet hingga sulit diurai oleh alam.
Akibatnya, plastik makin menumpuk dari tahun ke tahun. Berikut beberapa bahaya
plastik:
Berbahaya bagi Kesehatan Tubuh Manusia
Plastik yang mengandung BPA (health-bisphenol-A) mengandung bahan
beracun untuk tubuh. Kandungan ini dapat menyebabkan berbagai masalah
kesehatan, seperti asma, kerusakan hati, kerusakan otak dan saraf, hingga
berbagai masalah ginjal. Beberapa ahli juga sudah menemukan, bahwa
mikroplastik (potongan terkecil plastik), ditemukan dalam tubuh manusia. Sobat
Laksmi bisa melihat penelitian ini di film dokumenter Pulau Plastik.
Berbahaya bagi Makhluk Hidup Lain di Bumi
Nah, pasti pernah mendapati video viral tentang kura-kura yang hidungnya
tersumbat sedotan plastik hingga berdarah. Atau penemuan sampah plastik di
dalam perut paus yang mati terdampar di Papua. Kehadiran plastik ternyata juga
mengancam keberlangsungan hidup makhluk lain. Banyak hewan yang tidak
mengenali plastik sebagai bahan yang berbahaya, dan mengira plastik adalah
makanan. Karena sifat plastik yang sulit diurai, plastik akan bertahan di
dalam tubuh hewan tersebut, hingga mengganggu pertumbuhannya. Akibatnya, bisa
saja kematian. Jika banyak hewan yang mati, maka akan mengganggu keseimbangan
dan kelestarian alam.
Penyu tersumbat sedotan plastik
Berbahaya bagi Lingkungan Alam
Plastik yang terus menumpuk, tak hanya di darat tapi juga di lautan, akan
mengganggu keseimbangan alam. Di darat, tumpukan plastik akan menutupi tanah,
dan membuat tanah kesulitan menyerap air dan sinar matahari, akibatnya
kualitas tanah rusak. Di tanah yang rusak, tumbuhan akan sulit tumbuh.
Sedangkan di air, plastik juga akan mengganggu aliran, mempersempit ruang bagi
makhluk hidup air. Bahkan, ada ahli yang memperkirakan, jika di tahun 2050,
jumlah plastik di laut akan lebih banyak dari ikan. Apabila, masalah soal
sampah plastik ini tak kunjung diselesaikan.
Dari berbagai bahaya plastik itu, cepat atau lambat juga akan berpengaruh bagi
kehidupan manusia. Jadi, alangkah baiknya, kita harus lebih bijak dalam
menggunakan plastik, terlebih plastik sekali pakai. Bukan berarti menghentikan plastik, adalah solusi terbaik. Tapi bijak dalam memakai
dan memanfaatkannya, tidak membuang sembarangan dan bertanggung jawab penuh
atas sampah plastik yang dihasilkan.
Semoga postingan : Sejarah Plastik, Kegunaan hingga Bahayanya ada manfaatnya. Salam Bahagia 👍
0 2:
Posting Komentar